Jumat, 30 April 2010

Kekuatan Impian

Dalam sebuah kisah diceritakan ada desa diatas bukit yang dilanda kekeringan selama lima tahun. Penduduk desa itu terlihat sedih, putus asa, dan merasa sengsara. Di tepi desa, tinggal seorang lelaki yang sudah tua dengan tiga orang anaknya yang pemalas. Ketiganya tak pernah mau bekerja dengan alas an susah, apalagi dimusim kering. Nasihat sang ayanya tak pernah mereka hiraukan. Mereka lebih suka melamun dan tidur.

Di balik bukit yang mengelilingi desa itu terdapat sebuah yang subur. Di tengahnya mengalir sungai yang tak pernah kering. Seandainya ada yang mampu memindahkan gunung dan megubah aliran sungai, desa itu pasti bebas dari bencana kekeringan. Sayangnya, di desa itu tak ada seorangpun yang berfikir untuk memindahkan gunung. Suatu yang mustahil untuk bisa memindahkan gunung dari bukit.

Uniknya, lelaki tua yang tinggal di tepi desa tadi akhirnya terpanggil untuk menyelesaikan tantangan yang mustahil itu.

Suatu hari, setelah fajar tiba, ia membulatkan tekad lalu mengambil cangkul dan mendaki gunung dengan perkasa. Ia menvcangkul sejak pagi hingga petang tiba tanpa mengenal lelah.

Setelah seminggu ia bekerja, “ulah” lelaki tua itu mulai menarik perhatian ketiga anaknya. Saat ia menceritakan maksudnya untuk memindahkan gunung, membuat kaget ketiga anknya. Bukan malah membantunya, tapi ketiga anaknya itu menertawakannya dan menganggap bahwa orangtuanya itu sedang gila. Melakukan sesuatu yang mustahil membuat lelaki tua itu tak bergeming dan tak menghiraukan ocehan ketiga anaknya itu. Ia tetap melanjutkan pekerjaannya.

Dalam waktu singkat, berita mengenai pemindahan gunung itu tersebar luas ke seluruh penjuru desa hingga orang yang menganggapnya gila semakin bertambah banyak. Karena melihat ayahnya diolok-olok warga, ketiga anaknya yang pemalas itu membantu ayahnya mencangkul. Sejak saat itu, keempat pria itu terlihat bahu membahu mencangkulgunung sejak matahari terbit hingga terbenamnya matahari.

Bebrapa bulan kemudian, warga desa dikejutkan oleh lubang besar di sebuah gunung. Tanpa diajak, mereka semua bergabung dengan keempat orang yang tadinya dianggap gila itu. Setahun kemudian, gunung itu bolong dan air pin mengalir melewati terowongan yang mereka gali. Usaha maksimal iini membuat desa itu tidak dilanda kekeringan.

Tantangan yang menghadang di depan mata kita tidak akan menyurutkan langkah kita untuk meraih impian hidup yang kita inginkan. Keinginan untuk sukses haruslah diperjuangkan dengan gigih dan istiqomah. Kita tidak akan meraih apa yang kita inginkan, kalau kita hanya mendengarkan ocehan negative dari orang lain, yang menganggap kalau kita tidak bisa meraih apa yang kita inginkan untuk kita wujudkan. Kalau kita terus mendengarkan ocehan itu dan kita menganggap apa yang mereka katakan itu benar. Sama saja kita kehilangan impian hidup kita, boleh dikatakan mereka adalah pencuri impian hidup kita.

Maukah kita kehilangan impian kita?.

Dalam hadist kudsi Allah berfirman, “Allah seperangka seperti hambaku.”
Kalau kita menganggap dan berfikir tidak berhasil, Allah dan malaikat akan mengamini sesuai dengan anggapan kita.
Nasihat orang bijak, “jangan hiraukan orang yang menganggap kita mustahil untuk meraih impian kita, selagi itu adalah hal yang mungkin terjadi”.

Tidak ada komentar: